Tingkatkan Potensi Wisata, Pemkot Surabaya Lakukan Penataan Kampung Lawang Seketeng

oleh -75 Dilihat
oleh
Langgar Dukuh Kayu yang merupakan salah situs di Kampung Lawang Seketeng Surabaya. (Ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar nomor dua di Indonesia yang menyimpan banyak cerita masa lampau syarat akan sejarah.

Salah satu peninggalan sejarah yang tertancap di kota dengan jumlah penduduk 3 juta jiwa lebih ini adalah Kampung Lawang Seketeng, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng Surabaya.

Pemkot Surabaya terus berupaya melakukan penataan untuk memaksimalkan potensi heritage tersebut, dengan harapan mampu berdampak pada sektor ekonomi warga sekitar, selain upaya pelestarian situs sejarah tentunya.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, Lawang Seketeng sendiri telah ada sejak tahun 1893 silam.

Eri melanjutkan, kampung tersebut juga menjadi saksi disematkannya sebutan atau gelar Kota Pahlawan kepada Surabaya.

Salah satu dari beberapa temuan rekam jejak sejarah di sana adalah rumah kayu dengan bekas tembakan dari pesawat tempur, diperkirakan bangunan itu didirikan pada tahun 1930an.

Selain itu, kawasan Kampung Lawang Seketeng kata Eri, juga memiliki bangunan dengan cerita sejarah lainnya. Seperti, Langgar Dukuh Kayu, Terakota (saluran air) yang terbuat dari tanah liat yang sudah ada pada zaman kolonial Hindia Belanda.

Kemudian ada sumur yang diperkirakan ada sejak zaman Kejaraan Majapahit dan makam Mbah Pitono yang merupakan guru ngaji presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

“Ditemukan pula beberapa benda peninggalan sejarah seperti tombak dan Alquran bertuliskan tangan,” kata Eri, Minggu (23/8/2020).

Jebolan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini juga menerangkan, pihaknya akan membuat virtual tour Lawang Seketeng untuk memudahkan wisatawan ketika ingin mengetahui seluk beluk rentetan sejarah yang pernah terjadi.

Terpenting ucapnya, informasi sejarah tentang Kampung Lawang Seketeng bisa didapatkan oleh warga ataupun wisatawan dari mana saja.

“Nantinya kawasan sejarah Peneleh itu akan terus kita kembangkan. Karena di sana ada rumah Bung Karno, Langgar Dukuh, dimana Langgar Dukuh juga pernah menjadi tempat ngajinya Bung Karno,” jelasnya.

Eri berharap dengan adanya pengembangan potensi pada sektor wisata sejarah bisa menimbulkan dampak signifikan bagi warga sekitar, terutama pada tingkat ekonomi penduduk.

“Ketika itu sudah menjadi wisata heritage, secara otomatis maka kita harus mengingat siapa yang harus mendapat manfaat, tentunya warga di sekitarnya,” tandasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.