BONDOWOSO, PETISI.CO – Terselenggaranya paripurna Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk DPRD Kabupaten Bondowoso terkait dugaan kejanggalan pengangkatan Dewan Pengawas (Dewas) dan Direktur PDAM serta Direktur PT. Bogem pada (13/02/2020) lalu, mendapat tanggapan kontroversi dari salah satu anggota pansus, yaitu Sahlawi Zain dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP).
Sebelumnya dalam rapat kerja (raker) tersebut, Sahlawi Zain yang disebut-sebut anggota Pansus dikabarkan menjadi satu-satunya yang dengan optimis menyalahkan raker karena sudah dianggap kehilangan objek material pansus. Bahkan, karena hal tersebutlah, Sahlawi Zain yang juga sebagai juru bicara (jubir) F-PPP itu keluar dari raker pansus.
Saat dikonfirmasi, melalui via telpon ia mengingatkan, semestinya pansus dilaksanakan secara objektif dan tidak tendensius.
“Saya sangat menyesalkan sikap ketua pansus yang cenderung otoriter dan tidak akomodatif saat memimpin rapat Pansus. Dalam raker, ketua pansus tidak memberi saya kesempatan menyampaikan pendapat secara utuh dan oleh karenanya saya keluar dari ruang rapat,” kata Sahlawi, Minggu (16/2/2020).
Pansus dibentuk, lanjut dia, untuk menggali informasi dari berbagai perspektif sehingga tidak boleh membatasi ruang pendapat dari manapun. Hak dan Kebebasan menyampaikan pendapat anggota dewan sudah diatur dan diperkuat di dalam tatib DPRD.
Sementara, pengangkatan Dewas PDAM yang menjadi Agenda pembahasan Pansus sudah kehilangan objek material untuk dipansuskan. Sebab, dewas yaitu Khairul, sudah dibatalkan oleh Bupati.
“Secara substansi, pansus sudah tidak relevan membahas pengangkatan Dewas PDAM, Karena SK yang bersangkutan sudah dibatalkan pertanggal 31 Desember 2019. Pansus dibentuk pada tanggal 13 Januari 2020. Mengenai biaya timsel yang dikeluarkan oleh pemerintah bukan satu-satunya untuk biaya seleksi Dewas melainkan menjadi satu kesatuan dengan seleksi Direksi PDAM dan PT. Bogem,” ringkasnya. (tif)
