Terkait Isu PMK, Pedagang Pasar di Surabaya Klaim Tak Ada Dampak Penjualan

oleh -72 Dilihat
oleh
Hewan ternak yang tengah diperiksa di RPH Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak di empat wilayah Jawa Timur terpantau belum memberi dampak pada penjualan daging sapi di Kota Surabaya.

Siti Rohima, seorang pedagang di Pasar Wonokromo mengklaim bahwa penjualan daging masih terpantau lancar dan tak terdampak wabah PMK.

“Nggak ada efek sama penjualan. Masih sama kaya sebelumnya,” ungkap Rohima, Rabu (11/5/2022).

Rohima mengungkapkan, justru yang menjadi kendala penjualan bukan berasal dari merebaknya PMK, melainkan harga daging sapi yang tak stabil. Ia menjelaskan, harga daging sapi tergolong tinggi. Dirinya pun berharap ada solusi persoalan ini.

“Yang protes soal harga aja. Soalnya orang nawar itu Rp 110 ribu balik, Rp 115 ribu itu susah. Padahal jualanya Rp 125 – Rp 130 ribu, soalnya dari pemotong masih belum terun,” ujarnya.

Di lain tempat, Eko yang juga seorang pedagang di Pasar Pucang mengatakan, tak ada dampak apa pun pada penjualan daging sapi. Pasalnya, ketika mengetahui ada daging yang tak layak konsumsi, hal tersebut sudah diantisipasi.

“Gak ada dampak (munculnya PMK ke penjualan daging sapi). Kalau di sini (daging) gak sehat dibar (dibiarkan) gak dijual,” kata Eko.

Harga daging sapi saat ini masih sebesar Rp 120 ribu sekilonya dan tetap sama semenjak sebelum lebaran.

“Harganya yang gak normal Rp 120 ribu sebelum lebaran segitu. Barangnya yang gak ada, langkah gak kayak dulu. Jualnya cuma sedikit,” pungkas Eko. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.