Tokoh NU Tenggelam di Bursa Pilpres, Warga Nahdliyin Nglurug PWNU Jatim

oleh -139 Dilihat
oleh
Kholilur R Abdullah saat diwawancarai wartawan

SURABAYA, PETISI.CO Kantor PWNU Jawa Timur (Jatim) yang berada di kawasan Masjid Al Akbar, Surabaya, Kamis (4/5/2023) siang, bakal dibanjiri ribuan warga Nahdliyin dari berbagai daerah di Jatim.

Tergabung dalam Nahdlatul Ulama Bersuara untuk Bangsa (Nusa Bangsa), mereka akan menyampaikan aspirasi dan kegelisahan terkait Pilpres 2024 kepada Ketua PWNU Jatim beserta jajarannya.

Firmansyah Ali (tengah) foto bersama jajaran pengurus NABRAK

“Ada 2 ribu warga nahdliyin yang sowan ke PWNU Jatim. Ini bukan aksi unjukrasa atau demo, tapi hanya menyampaikan aspirasi,” kata Kholilur R Abdullah, perwakilan kelompok Nusa Bangsa kepada wartawan di Surabaya, Rabu (3/5/2023) malam.

Pihaknya perlu menyampaikan kegelisahan yang dialami warga nahdliyin, jika pada Kontestasi Pilpres 2024 tidak ada Representasi NU dalam Pemilihan Kepemimpinan Republik Indonesia.

Padahal, banyak figur potensial nahdliyin menjadi tokoh nasional dan saat ini mengisi jabatan strategis. Antara lain, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Menkopolhukam Mahfud MD dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Ada juga Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mantan Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dan tokoh NU lainnya.

“Kita tidak ingin mendorong satu nama, tapi kami ingin mendorong agar tokoh NU dilihat secara obyektif. Kami adalah warga NU yang ingin tokoh NU dijadikan representasi warga NU sebagai calon pemimpin nasional siapapun beliaunya,” jelasnya.

Herannya, lanjut Kholilur, para tokoh nasional NU itu memiliki elektabilitas rendah dari berbagai lembaga survei. Dia menuding kondisi demikian merupakan unsur kesengajaan.

“Karena itu, kami tergerak mendatangi PWNU Jatim untuk menyampaikan aspirasi. Kenapa Nusa Bangsa memilih PWNU Jatim sebagai tempat menyampaikan aspirasi, karena NU lahir di Jatim. Karena massa NU mayoritas di Jatim,” katanya.

Di tempat sama, Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) Firmansyah Ali membatalkan rencana silaturrahim atau sowan para pemuda nahdliyin dari berbagai daerah di Jatim yang tergabung dalam NABRAK ke kantor PWNU Jatim pada Kamis (4/5/2023).

“Saya atas nama Panglima NABRAK mengimbau kepada seluruh anggota NABRAK supaya kembali ke daerah masing-masing karena kegiatan sowan ke PWNU Jatim dibatalkan,” tegasnya.

Menurutnya, rencana awal silaturrahim ke PWNU Jatim adalah untuk meminta petunjuk sekaligus menyampaikan aspirasi ke PWNU selaku orang tua kami, terkait kegundahan para pemuda dan warga nahdliyin saat ini.

Namun karena ada laporan yang masuk bahwa kegiatan sowan NABRAK ke PWNU besok banyak elemen lain yang ingin bergabung dan sulit dibendung sehingga, Firmansyah selaku Panglima NABRAK terpaksa menarik diri atau membatalkan.

“Kami khawatir dalam sowan itu keluar dari isu utama yang kami bawa sehingga terpaksa dibatalkan,” ucap pria berdarah Madura ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.